Selasa, 09 Maret 2010

TAK PERLU BERGELAR “SAHABAT”

Panggil namanya Wuri yang bernama asli Yuniar Wuri Nastiti. Orang yang bisa dibilang supel dalam bergaul, baik hati, pintar, ‘rame orangnya’, akhir-akhir ini sering menawarkan ‘bantuan’ yang ge-je banget, manja dan masih banyak sifat baik yang dimilikinya. Tapi di antara sifat baiknya itu mungkin Wuri juga ada sifat buruknya. Berawal dari teman D3 yang selanjutnya lanjut ke teman D4. Dan buat geng N.E.Y.L.A. (Novi, Evi, Yuniar, Lia, Anisatul). Yang pekerjaanya kuliner, narsis dan ngegang dhewe...
Asli Banyuwangi dengan status keluarga yang bisa dibilang ‘berada’ menengah ke atas. Mungkin berbeda dengan aku, walaupun orang tua juga sama-sama PNSnya tapi itulah bedanya dengan Wuri. Uang sakunya aja bisa dibilang lebih banyak dibanding aku. Dengan perbedaan finansial yang ada mungkin aku bukan merasa ‘minder’ tapi tak bisa menyamakan diriku dengan dia. Bisa diliat dari transport yang dia pilih untuk pulang. 80% naik KA bisnis Mutiara Timur atau KA bisnis Sancaka (saat dia pulang ke Jogja). Sedangkan aku enjoy aja dengan bus AKAP atau KA ekonomi atau KA Bisnis. Aku tak akan memaksakan diri untuk wajib naik KA bisnis bukan karena tak ada uang ataupun apa (aku bisa saja naik KA Bisnis) tapi aku lebih suka menikmati KA ekonomi yang bisa berbaur, hemat juga (walah kok akhirnya ngomongin HEMAT juga...hehehehehehe). Pernah satu kali aku mengajak dia ikut seminar di UNS (untuk tanggal 21 Maret 2010) tapi dia udah pasang target bahwa transport kesana naik bus EKA (PATAS). Bukan aku tak berkenan tapi daripada aku harus keluar uang banyak just transport aja mending aku urungkan niatku untuk mengajak dia (masak tiket seminarnya aja 20ribu, sedangkan uang berangkatnya bisa 60 ribu. Bisa gak pulang dan makan dunk!!!!). hehehehehe
Mungkin bisa dibilang aku lebih dekat dengan Wuri dibanding dengan yang lain. Aku tak selalu bisa terbuka dengan yang lain, tapi ke Wuri bisa. Beda lagi dengan Wuri yang mungkin akan lebih mudah ‘blak-blakan’ ke teman-teman. Tapi aku butuh ruang khusus dan orang khusus untuk bisa terbuka. Wuri orangnya suka shoping dan makanan favorit strowberi dan empek-empek. Aku sih makanannya netral aja yang penting halal, ekonomis dan bukan fast food.
Kini dalam posisiku yang sedang mengalami krismon sedang udah ada budget untuk shopping. Beda kan????? Mungkin kalau ke mall, aku lebih tertarik ke Toko Buku daripada ke stand sepatu atau baju (ex Matahari). Bahkan aku ada tipe sepatu yang aku suka di Matahari tapi belum ada budget (masih ditahan dulu). Karena menurutku itu bukanlah kebutuhan primer yang harus dibeli. Mungkin bisa saja aku beli, tapi harus menghemat uang saku dulu. Disyukuri aja dengan sikon seperti ini. Tak ada nikmatNya yang bisa dikufuri. Menikmati masa-masa krismon dengan banyak berdiam diri di kos dan puasa banyak hal. Hehehehe (melas mode on)
Kembali ke topik... kenapa judulnya seperti itu??? Mungkin aku harus koreksi diri dulu. Aku tak mau tergesa-gesa memutuskan bahwa ‘aku dan Wuri bisa bersahabat’ walaupun sebenarnya bisa saja terwujud tapi itu membutuhkan suatu proses dan waktu untuk saling bersahabat. Cukuplah aku dan Wuri just sebagai ‘teman dekat’ saja. Karena untuk menyamakan perbedaan itu masih sulit. Aku yang suka pake rok dan berkaos kaki, sedangkan Wuri ‘kadang pake rok dan berkaos kaki’.

(at kamar kos Karmen 2/48 jam 5: 26 tanggal 9 Maret 2010)

Tidak ada komentar: