Minggu, 11 April 2010

MEMORI @ MUSEUM SAMPOERNA


Tepatnya hari sabtu kemarin, ( 10 April 2010). Seperti biasa weekend yang indah harus dimanfaatin sebaik-baiknya. Sekalian melupakan sejenak SKRIPSI yang selalu momok buatku. Surabaya hujan di pagi hari buatku malas untuk bangun (uahhhh enaknya tidur lagi ahhhh), hehehehehe menjadi mahasiswi yang sudah terbiasa tidur lagi setelah subuh walaupun bisa 2 hari dalam seminggu bertahan tak tidur lagi. Surabaya hujan, mendung dan terkadang ada petirnya, wah gimana ne recana jalan-jalannya??? Dengan malesnya mengambil hp, akhirnya aku memencet-mencet tombol huruf-huruf di hp. Aku kirim ke Wuri. Wah ternyata bukan aku aja yang malas, ternyata Wuri juga dan masih khawatir juga dengan cuaca hari ini. Sampai jam 7.30 masih gerimis, ya sambil menunggu hujan reda aku tidak ikut males-malesan lagi. Aku mulai beraktifitas (mandi, nyuci, setrika, beres-beres kamar) dan Alhamdulillah cuacanya sudah lumayan mendukung untuk pergi keluar. Dan segera bersiap-siap setelah sms Wuri bahwa kita jadi keluar jalan-jalan.
Seperti biasa aku yang jemput Wuri di kosnya tepat jam 9.25. Ehhh Wuri belum siap. Dan jam 9.40 kita akhirnya berangkat. Di belokan sebelum Delta sudah mulai gerimis tapi tetap memaksa jalan dan di Jalan Walikota Mustajab gerimisnya sudah menjadi hujan yang lumayan deras. Aku dan Wuri akhirnya memutuskan untuk berteduh dulu barang sebentar dibawah pohon. Di sekitar jalan itu ternayata banyak penjual makanan tapi mahal-mahal, ya sudah ditahan saja kelaparannya. Sambil ngobrol-ngobrol sama Wuri, tiba-tiba ada anak burung jatuh dari pohon dan menimpa kaki kiriku. Wah benar-benar terkejutnya aku dan tak berani berbuat apa-apa ke anak burung itu. Selang beberapa menit aku dan Wuri nekat melanjutkan jalannya. Baru 200meter kita berhenti lagi karena hujan semakin deras. Alhamdulillah dekat tempat berteduh ada penjual jajanan dan nasi. Kita beli nasi dan dimakan di toko itu sambil minum teh hangat. Ternyata mahal juga Rp 8.500. tapi tak apalah lumayan menghilangkan rasa lapar. Selesai makan kita lanjutkan perjalanan karena hujannya benar-benar reda. Selama menyusuri jalan dan memperhatikan keadaan jalan, banyak yang tak hujan ne dan malahan panas. Lumayan bisa mengeringkan baju, jilbab dan kaos kaki yang sedikit basah karena terkena hujan tadi.
Setelah belokan pertigaan dari arah Indrapura, aku memperhatikan jalan dengan teliti (mana sich jalan masuk menuju museum) akhirnya ketemu juga, 500 meter dari jalan raya. Museumnya masih juga dari jalan raya dan banyak jalan belokan. Alhamdulillah akhirnya sampai juga. Subhanalloh bagus banget museumnya.
Masuk ke museum sudah disambut oleh guide museum, senangnya. Wow ramai, ada mahasiswa yang sedang kunjungan juga. Hanya dengan menunjukkan KTP dan tidak dipungut biaya kita bisa menikmati jalan-jalan di museum tapi yang tak aku suka adalah sejak awal masuk museum, bau tembakau-rokoknya sudah menjadi parfum di ruangan itu.
Next aku dan Wuri jalan... Di lantai 1 ada foto-fotonya, delman, warung PKL, moge, peta, alat dan bahan untuk pembuatan rokok, perlengkapan karnaval-drum band, kolam ikan kecil, kursi dan tempat kerja, baju kebaya, macam-macam rokoknya. Wuri tak melupakan hobinya yang ‘banji foto’ dan narsis-narsis. Wahh Wuri sempat diwawancarai lho oleh 3 mahasiswa sosiologi yang sedang berkunjung. Sambil menunggu Wuri, aku keliling-kelilingi gak jelas gitu deh (lama sich). Setelah selesai diwawancarai, aku dan Wuri naik ke lantai 2. Di lantai 2, kita bisa lihat pekerja yan membuat rokok. Wow keren, mereka melakukan pekerjaan itu begitu cepatnya. Di lantai 2 –dilarang mngambil gambar kecuali ijin dari pihak museum- ada beberapa batik di Indonesia, lerak, dll. Turun ke lantai 1, seperti biasa Wuri foto-foto di tangga penghubung. (oiya, Wuri bawa kamera digital tapi gak berfungsi lama karena baterainya habis. Payah ini...). Capek foto-foto di bagian dalam museum, akhirnya menuju ke ruang depan museum, tapi tetap tak lupa foto-foto. Ada 1 kali sesi foto yang ingin mengambil phose berdua, ehh malah difotoin sama guidenya yang berwajah orientalis, hehehehehe sungkan juga sama mbaknya. Tapi alhamdulillah bagus hasil fotonya.
Lama di dalam museum, kita keluar menuju CAFE karena berencana mau ikut travelling dengan bus museumnya tapi sayangnya kuota hari itu FULL. Ya udah tetap dengan aktifitas foto-foto, pindah-pindah dari CAFE, bus yang diparkir, rumah pemiliknya, mobil, sampai pekarangan belakang rumah dan tak lupa mengintip juga pekerja-pekerjanya. Capek foto-foto bukannya pulang karena juga sudah masuk dhuhur, ehhh malah masuk ke museum lagi dan foto-foto lagi. Ckckckckckck.... capek tapi melelahkan. Dalam 1 hari ada 95 foto yang diambil di sana. Keren... baru kali ini fotone buanyak banget dan yang paling banyak adalah fotone model hp ku : Wuri. Hehehehehe.... gak apa-apa, mungkin lain waktu aku juga tak bisa menghabiskan waktu dengan jalan-jalan berdua dengan Wuri. Thanks ya Wuri, my close friend.


(11 april 2010, jam 8:10 @ my favorite room)

Selasa, 09 Maret 2010

TAK PERLU BERGELAR “SAHABAT”

Panggil namanya Wuri yang bernama asli Yuniar Wuri Nastiti. Orang yang bisa dibilang supel dalam bergaul, baik hati, pintar, ‘rame orangnya’, akhir-akhir ini sering menawarkan ‘bantuan’ yang ge-je banget, manja dan masih banyak sifat baik yang dimilikinya. Tapi di antara sifat baiknya itu mungkin Wuri juga ada sifat buruknya. Berawal dari teman D3 yang selanjutnya lanjut ke teman D4. Dan buat geng N.E.Y.L.A. (Novi, Evi, Yuniar, Lia, Anisatul). Yang pekerjaanya kuliner, narsis dan ngegang dhewe...
Asli Banyuwangi dengan status keluarga yang bisa dibilang ‘berada’ menengah ke atas. Mungkin berbeda dengan aku, walaupun orang tua juga sama-sama PNSnya tapi itulah bedanya dengan Wuri. Uang sakunya aja bisa dibilang lebih banyak dibanding aku. Dengan perbedaan finansial yang ada mungkin aku bukan merasa ‘minder’ tapi tak bisa menyamakan diriku dengan dia. Bisa diliat dari transport yang dia pilih untuk pulang. 80% naik KA bisnis Mutiara Timur atau KA bisnis Sancaka (saat dia pulang ke Jogja). Sedangkan aku enjoy aja dengan bus AKAP atau KA ekonomi atau KA Bisnis. Aku tak akan memaksakan diri untuk wajib naik KA bisnis bukan karena tak ada uang ataupun apa (aku bisa saja naik KA Bisnis) tapi aku lebih suka menikmati KA ekonomi yang bisa berbaur, hemat juga (walah kok akhirnya ngomongin HEMAT juga...hehehehehehe). Pernah satu kali aku mengajak dia ikut seminar di UNS (untuk tanggal 21 Maret 2010) tapi dia udah pasang target bahwa transport kesana naik bus EKA (PATAS). Bukan aku tak berkenan tapi daripada aku harus keluar uang banyak just transport aja mending aku urungkan niatku untuk mengajak dia (masak tiket seminarnya aja 20ribu, sedangkan uang berangkatnya bisa 60 ribu. Bisa gak pulang dan makan dunk!!!!). hehehehehe
Mungkin bisa dibilang aku lebih dekat dengan Wuri dibanding dengan yang lain. Aku tak selalu bisa terbuka dengan yang lain, tapi ke Wuri bisa. Beda lagi dengan Wuri yang mungkin akan lebih mudah ‘blak-blakan’ ke teman-teman. Tapi aku butuh ruang khusus dan orang khusus untuk bisa terbuka. Wuri orangnya suka shoping dan makanan favorit strowberi dan empek-empek. Aku sih makanannya netral aja yang penting halal, ekonomis dan bukan fast food.
Kini dalam posisiku yang sedang mengalami krismon sedang udah ada budget untuk shopping. Beda kan????? Mungkin kalau ke mall, aku lebih tertarik ke Toko Buku daripada ke stand sepatu atau baju (ex Matahari). Bahkan aku ada tipe sepatu yang aku suka di Matahari tapi belum ada budget (masih ditahan dulu). Karena menurutku itu bukanlah kebutuhan primer yang harus dibeli. Mungkin bisa saja aku beli, tapi harus menghemat uang saku dulu. Disyukuri aja dengan sikon seperti ini. Tak ada nikmatNya yang bisa dikufuri. Menikmati masa-masa krismon dengan banyak berdiam diri di kos dan puasa banyak hal. Hehehehe (melas mode on)
Kembali ke topik... kenapa judulnya seperti itu??? Mungkin aku harus koreksi diri dulu. Aku tak mau tergesa-gesa memutuskan bahwa ‘aku dan Wuri bisa bersahabat’ walaupun sebenarnya bisa saja terwujud tapi itu membutuhkan suatu proses dan waktu untuk saling bersahabat. Cukuplah aku dan Wuri just sebagai ‘teman dekat’ saja. Karena untuk menyamakan perbedaan itu masih sulit. Aku yang suka pake rok dan berkaos kaki, sedangkan Wuri ‘kadang pake rok dan berkaos kaki’.

(at kamar kos Karmen 2/48 jam 5: 26 tanggal 9 Maret 2010)

Sabtu, 06 Februari 2010

renungan hujan pagi ini........


.... krucuk..krucuk..krucuk...
perut ku tak tahan lagi, cacingnya dah pada demo 'ayo makan...ayo makan'. aku paksakan diri dengan malasnya untuk segera makan. BAIK aku akan beli makan, ku tinggalkan laptopku tetap menyala di dalam kamar dan aku pergi ke luar beli makan. waktu akan mengeluarkan motor ternyata gerimis udh turun. gak jadi naik motor, dan pergilah aku dengan jalan kaki ke pasar karangmenjangan. dengan sedikit berjalan cepat menuju pasar ternyata kepikiran 'menu' apa yang akan aku makan...
nyampek di pasar, eh dari gerimis menjadi hujan wlpun mash jarang. akhirnya aku hentikan langkahku di 'soto daging'. hujannya semakin deras. aku nikmati soto daging dan es teh dengan pemandangan hujan dan tanpa aku sadari ternyata air hujan jatuh di atas jaketku 'oh no' ternyata terpal 'penjual soto daging' itu berlubang... wah, makin mantap aja ne. Alhamdulillah tak jatuh di mangkuk sotoku.
selesai makan n mw pulang, bayar soto tapi dilarang ama penjual sotonya kareana masih hujan deras-gak bawa payung. ckckckck.... akhirnya berteduh di tempat itu. banyak penjual yang lain lalu lalang mengungsikan jualannya dan beberapa pembeli yang juga berteduh.
di antara turunnya hujan, aku mulai merenung dan otak ku mulai bekerja untuk sedikit merangkai kata. " Ya Alloh, sungguh Kuasa Engkau dengan segala nikmatMu ini. Engkau Maha Adil dengan rezeki hujan ini, tidak hanya malam tapi sewaktu-waktu Engkau lebih berkehendak dengan ini semua (memanjatkan doa untuk diriku juga termasuk agar Alloh berkenan memudahkan aku dalam menggenapkan dienNya dan selalu tetap bersyukur dengan nikmat-nikmatNya)"
ketika mata ini menatap penjual tiba-tiba teringat juga dengan orang tua. "Subhanalloh walhamdulillah, aku mempunyai orang tua yang serba berkecukupan tak perlu susah payah untuk menghidupi keluarganya dengan pekerjaan beliau, lihat ibu penjual itu terasa sangat susah harus berangkat pagi dan pulang siang mencari uang untuk dirinya dan keluarganya. aku seharusnya banyak bersyukur dengan keadaanku sekarang dan harus lebih menghargai jasa-jasa orang tuaku. umi-abi, aku sayang kalian, aku akan berusaha menjadi lebih baik. tetapi di antara kesusahan pejual itu terdapat senyum dan tawa di antara sesama penjual dan saling tolong menolong. Subhanalloh"
ketika mata ini menangkap pengangkut sampah yang masih tergolong muda, aku bergumam dalam hati. "orang itu masih bekerja di saat hujan deras, tanpa mantel pelingung hanya baju untuk melindungi dirinya saja, tanpa pelindungi tangan atau sarung tangan saat tangannya meraih sampah-sampah yang berserakan di antara aliran air hujan yang deras. bahkan di antara terpaan hujan, dia masih bisa bercanda dengan penjual dan membantu membersihkan sampah. bagaimana kalau dia sakit, apalagi kena hujan.... salut banget"
padahal aku yang tak seperti dia-yang kehujanan- aja merasa kedinginan dan kaki ini sudah gatal terkena sedikit demi sedikit air hujan masuk di sela-sela kaos kaki. brrrrr dingin.....
akhirnya setelah 30 menit berteduh, aku paksakan untuk segera pulang. walaupun belum reda bahkan masih lumayan deras aku berlari pulang. berjalan agak ke dalam gang, ternyata hujannya se dalam tumit kaki+ dikit ke atas, subhanalloh. berjalan di air, rasanya berat, seperti menyeret air dan susah. sempat di tegur bapak-bapak tapi udah terlanjur basah kuyup, lanjutkan!!!!!!!!!!!!!
alhamdulillah bisa berbuat baik di derasnya air hujan dan kerasnya air di antara kaki-kaki ini berjalan yaitu dengan membantu mbak yang mau ke luar gang tapi ternyata tertutup oleh bangku panjang-pindahin bangku dan mengembalikan ke tempatnya lagi-... subhanalloh, banyak hikmah yang bisa aku dapatkan waktu hujan pagi ini

Sabtu, 16 Januari 2010

menangis di malam hari

indahnya pagi dengan segala rasa cinta yang terukir dari dua sepasang kekasih yang merajut cinta it.... serasa dunia ini milik berdua... sungguh indahnya....

pagi-siang-sore-malam tak ada habisnya mereka bercinta, hanya untuk menumbuhkan rasa cinta mereka

tak ada habisnya mereka bercinta by sms, chat, telp...

hingga akhirnya hal itu terjadi::::::

hal yang sulit dipercaya... "ternyata panggilan sayang itu diucapkan oleh akhwat lain dalam pembicaraan d FB sang ikhwan, sungguh hancur sekali walaupun ana tahu kalau emang rekan itu dekat dengan si ikhwan tapi bukan seperti yang ana harapkan. tolong jangan d FB!!!!!!!!! ana bisa aja baca. ana bisa aja menangis seperti sekarang ini. hati ana bs sangat sedih...... dulu ana dah pernah cemburu dan sedih baca blog ikhwan tersebut, tapi sekarang malah d FB dan bisa saja dibaca banyak orang... ikhwan bilang kalau dah dihapus tapi masih ada copy di lepi ana."

bercinta hari ini terusik dengan hanya membaca FB itu dan tangis ini


ya Robb ampuni hamba... Astaghfirulloh

Jumat, 20 November 2009

Rasa Keadilan yang tak sebanding,,,

Saat melihat brta Seputar Indonesia-RCTI siang ne,begitu mirisnya keadilan it d negara ini.
Dberita tsbt seorang nenek brusia sktar 55thun,mjdi terdakwa coz dy kthuan mencuri 3BUAH KAKAO d perkebunan tempat bkerja. Dvonis penjara sktar 1,5bulan n sblmx bliau jg mjd tahanan rumah slama 3bulan. Hakim sempat menangis saat mbcakan dakwaan kasus ini. Nenek tsbut bhkan tliat tegar mnghadapi psidangan ne. D luar psidangan,para pndukung nenek tsbt mngumpulkan donasi to nenek tsbt. Subhanalloh,ana kagum dgn nenek tsbt... Tak menilai bliau sdah mencuri ato gk. Dbndingkan dgn para koruptor, MARKUS-CAKIL-CAKUS tak thu lh ap istilah mreka yg tak tahu etika,blas budi pda negara,rakus pda materi,dll dgn skap acuhny dan PD dgn materi yg haram it mereka bhkan mengelak akn pbuatan mreka. Astaghfirulloh,mw jdi apa negara ne?
Bkan rakyat jelata yg dpt kesejahteraan dan perlindungan hukum yg penuh tp malah dhukum coz mslh yg sangat sepele. Gmn dgn para pejabat2 yg tak tahu diri it?? Hukum Alloh lbh kekal dbndg hukum dunia