
Tepatnya hari sabtu kemarin, ( 10 April 2010). Seperti biasa weekend yang indah harus dimanfaatin sebaik-baiknya. Sekalian melupakan sejenak SKRIPSI yang selalu momok buatku. Surabaya hujan di pagi hari buatku malas untuk bangun (uahhhh enaknya tidur lagi ahhhh), hehehehehe menjadi mahasiswi yang sudah terbiasa tidur lagi setelah subuh walaupun bisa 2 hari dalam seminggu bertahan tak tidur lagi. Surabaya hujan, mendung dan terkadang ada petirnya, wah gimana ne recana jalan-jalannya??? Dengan malesnya mengambil hp, akhirnya aku memencet-mencet tombol huruf-huruf di hp. Aku kirim ke Wuri. Wah ternyata bukan aku aja yang malas, ternyata Wuri juga dan masih khawatir juga dengan cuaca hari ini. Sampai jam 7.30 masih gerimis, ya sambil menunggu hujan reda aku tidak ikut males-malesan lagi. Aku mulai beraktifitas (mandi, nyuci, setrika, beres-beres kamar) dan Alhamdulillah cuacanya sudah lumayan mendukung untuk pergi keluar. Dan segera bersiap-siap setelah sms Wuri bahwa kita jadi keluar jalan-jalan.
Seperti biasa aku yang jemput Wuri di kosnya tepat jam 9.25. Ehhh Wuri belum siap. Dan jam 9.40 kita akhirnya berangkat. Di belokan sebelum Delta sudah mulai gerimis tapi tetap memaksa jalan dan di Jalan Walikota Mustajab gerimisnya sudah menjadi hujan yang lumayan deras. Aku dan Wuri akhirnya memutuskan untuk berteduh dulu barang sebentar dibawah pohon. Di sekitar jalan itu ternayata banyak penjual makanan tapi mahal-mahal, ya sudah ditahan saja kelaparannya. Sambil ngobrol-ngobrol sama Wuri, tiba-tiba ada anak burung jatuh dari pohon dan menimpa kaki kiriku. Wah benar-benar terkejutnya aku dan tak berani berbuat apa-apa ke anak burung itu. Selang beberapa menit aku dan Wuri nekat melanjutkan jalannya. Baru 200meter kita berhenti lagi karena hujan semakin deras. Alhamdulillah dekat tempat berteduh ada penjual jajanan dan nasi. Kita beli nasi dan dimakan di toko itu sambil minum teh hangat. Ternyata mahal juga Rp 8.500. tapi tak apalah lumayan menghilangkan rasa lapar. Selesai makan kita lanjutkan perjalanan karena hujannya benar-benar reda. Selama menyusuri jalan dan memperhatikan keadaan jalan, banyak yang tak hujan ne dan malahan panas. Lumayan bisa mengeringkan baju, jilbab dan kaos kaki yang sedikit basah karena terkena hujan tadi.
Setelah belokan pertigaan dari arah Indrapura, aku memperhatikan jalan dengan teliti (mana sich jalan masuk menuju museum) akhirnya ketemu juga, 500 meter dari jalan raya. Museumnya masih juga dari jalan raya dan banyak jalan belokan. Alhamdulillah akhirnya sampai juga. Subhanalloh bagus banget museumnya.
Masuk ke museum sudah disambut oleh guide museum, senangnya. Wow ramai, ada mahasiswa yang sedang kunjungan juga. Hanya dengan menunjukkan KTP dan tidak dipungut biaya kita bisa menikmati jalan-jalan di museum tapi yang tak aku suka adalah sejak awal masuk museum, bau tembakau-rokoknya sudah menjadi parfum di ruangan itu.
Next aku dan Wuri jalan... Di lantai 1 ada foto-fotonya, delman, warung PKL, moge, peta, alat dan bahan untuk pembuatan rokok, perlengkapan karnaval-drum band, kolam ikan kecil, kursi dan tempat kerja, baju kebaya, macam-macam rokoknya. Wuri tak melupakan hobinya yang ‘banji foto’ dan narsis-narsis. Wahh Wuri sempat diwawancarai lho oleh 3 mahasiswa sosiologi yang sedang berkunjung. Sambil menunggu Wuri, aku keliling-kelilingi gak jelas gitu deh (lama sich). Setelah selesai diwawancarai, aku dan Wuri naik ke lantai 2. Di lantai 2, kita bisa lihat pekerja yan membuat rokok. Wow keren, mereka melakukan pekerjaan itu begitu cepatnya. Di lantai 2 –dilarang mngambil gambar kecuali ijin dari pihak museum- ada beberapa batik di Indonesia, lerak, dll. Turun ke lantai 1, seperti biasa Wuri foto-foto di tangga penghubung. (oiya, Wuri bawa kamera digital tapi gak berfungsi lama karena baterainya habis. Payah ini...). Capek foto-foto di bagian dalam museum, akhirnya menuju ke ruang depan museum, tapi tetap tak lupa foto-foto. Ada 1 kali sesi foto yang ingin mengambil phose berdua, ehh malah difotoin sama guidenya yang berwajah orientalis, hehehehehe sungkan juga sama mbaknya. Tapi alhamdulillah bagus hasil fotonya.
Lama di dalam museum, kita keluar menuju CAFE karena berencana mau ikut travelling dengan bus museumnya tapi sayangnya kuota hari itu FULL. Ya udah tetap dengan aktifitas foto-foto, pindah-pindah dari CAFE, bus yang diparkir, rumah pemiliknya, mobil, sampai pekarangan belakang rumah dan tak lupa mengintip juga pekerja-pekerjanya. Capek foto-foto bukannya pulang karena juga sudah masuk dhuhur, ehhh malah masuk ke museum lagi dan foto-foto lagi. Ckckckckckck.... capek tapi melelahkan. Dalam 1 hari ada 95 foto yang diambil di sana. Keren... baru kali ini fotone buanyak banget dan yang paling banyak adalah fotone model hp ku : Wuri. Hehehehehe.... gak apa-apa, mungkin lain waktu aku juga tak bisa menghabiskan waktu dengan jalan-jalan berdua dengan Wuri. Thanks ya Wuri, my close friend.
(11 april 2010, jam 8:10 @ my favorite room)
