Sabtu, 11 April 2009

Kini Aku Dah Sendiri

Tanggal 30 Maret memang bukan jadwalku masuk jaga di Rumah Sakit tapi aku berhasil menukarkan karena untuk menggantikan tanggal 9 April PEMILU di rumah. Hari itu perpisahan dengan teman-teman PKL yang dari UNMUH Surabaya. Awalnya aku bersemangat untuk menghadapi perpisahan itu tetapi Allah berkehendak lain. Allah mengujiku dengan member sakit maag saat itu jadi aku tidak konsen bahkan terkesan menghindari teman-teman UNMUH Surabaya. Waktu aku minum obat sambil nonton TV di luar laboratorium tiba-tiba Widya (nama asli dari Wuri) menghampiri dan mengajakku ngobrol tetapi aku tidak focus sama sekali. Akhirnya Widya sibuk sendiri dengan teman-temannya dan aku juga menyibukkan diri dengan pekerjaan laboratorium.
Anak-anak UNMUH Surabaya foto-foto bersama beberapa anak-anak POLTEKKES tetapi aku menolak ajakan mereka. Aku benar-benar nyesel banget. Aku hanya bisa memandangi kebahagiaan mereka dengan sedikit menahan rasa sakit maag. Waktu Widya mengucapkan perpisahan di lab Urinalisasi aku malah main kabur karena gak tahan ingin nangis. Aku tidak bisa berbuat apa-apa waktu mereka benar-benar meninggalkan aku. Waktu mereka meninggalkan aku, aku baru tersadar dan menelepon dia. Aku gak bisa berkata apa-apa karena menahan air mata yang rasanya mau tumpah. Dan benar selesai telepon aku menangis di depan teman-teman. Rasanya SEDIH, SEDIH BANGET. Setelah itu aku memanfaatkan waktu-waktu terakhir dengan teman-teman YPM sidoarjo. Ada satu orang dari YPM yang sudah dekat denganku, mbak Tiwi namanya. Waktu pulang dari jaga sore aku juga perpisahan dengan mbak Tiwi. Setelah itu aku susah hubungi Widya.
Tanggal 1 April aku jaga malam dan berangkat lebih awal dari biasanya. Sesampainya di laboratorium aku tidak menemukan teman-teman yang dulu sangat ramai dan kini menjadi sepi sekali suasananya. Subhanallah aku menjadi rindu pada mereka yang pernah sama-sama jaga malam, siang dan pagi. Aku rindu dengan obrolan bersama merka, mengerjakan pemeriksaan bersama-sama, makan bersama, bahkan tidur bersama. Rasanya air mata tidak tertahankana lagi. Akan kah aku bisa mengingkari bahwa aku rindu mereka??? Persahabatan itu ternyata bukan hanya ku tujukan pada Widya saja ternyata mbak Tiwi, Riki (anak IIK Kediri) juga dah terlalu dekat dengan ku. Kenangan-kenangan itu selalu terbayang saat aku berada di laboratorium. Rasanya baru kemarin aku mengenal mereka tapi kita sudah berpisah.
Tapi aku masih bisa berkomunikasi dengan mereka saat aku rindu dengan mereka. Ujian itu juga datang ketika ada teman UNMUH yang bercerita tentang Dewi (mereke menyebutnya sebagai soulmateku). Aku bingung kalau harus mendengarkan cerita tentang Dewi. Dilain pihak ada keinginan untuk melupakan karena ada rasa kecewa pada dia tapi ada juga rasa rindu pada dia. Aku juga sempat berpikiran untik melupakan Widya karena ada misscom selama seminggu dengan dia, tetapi ternyata aku semakin berharap dia mau menjadi sahabat/teman dekatku. Kini aku hanya bisa berdo’a untuk sahabat-sahabatku. Semoga persahabatan kami hanya karenaNya dan mendapat ridhoNya.
Aku bersyukur karena dalam kesendirianku ini ada orang special yang mau setiap hari menjadi tempat curhatku. Walaupun terkadang aku merasa merepotkan dia tapi dia selalu ada untuk aku. Jazakallah untuk ini semua. Alhamdulillah aku punya orang-orang yang mengerti aku dan bisa berbagi untukku (sahabat-sahabatku dan orang-orang yang sayang aku).

Tidak ada komentar: